Sabtu, 22 September 2012

Nasib Uni Eropa Ada di Tangan Pria Ini

Browser anda tidak mendukung iFrame
Foto: Reuters
Brussels - Angela Merkel mungkin adalah wanita paling berkuasa di Eropa, tapi pekan ini rencana sang kanselir untuk menyelamatkan Uni Eropa berada di tangan Andreas Vosskuhle. Siapa dia?

Dia adalah hakim Mahkamah Agung yang juga dikenal sebagai pria paling berkuasa di Jerman. Dalam putusan dengan ramifikasi global, Mahkamah Agung diperkirakan akan meloloskan dana bailout Uni Eropa dan pakta anggaran pada hari Rabu ini.

Meski sebagian besar pakar hukum memperkirakan Mahkamah Agung masih punya syarat-syarat lain untuk menunjukkan bahwa parlemenlah yang mengendalikan anggaran Jerman.

Bagaimana pun juga, pengadilan sedang memeriksa apakah harus menunda putusan yang telah lama dinanti itu pada Senin siang mengikuti tantangan hukum baru. Pembuat UU dari partai Konservatif-nya Merkel melontarkan keluhan baru kepada pengadilan.

Keputusan mengenai masalah ini akan ditindaklanjuti pada hari Selasa, kata seorang jurubicara pengadilan seperti dilansir dari CNBC (11/9/2012). Pakar hukum mengatakan sepertinya tidak mungkin mencegah voting untuk dimajukan ke Rabu.

Putusan yang dijadwalkan Rabu itu akan menguji otoritas pengadilan dan Vosskuhle, ketua termuda yang pernah ada dalam sejarah MA Jerman. Pria pragmatis berusia 48 tahun itu harus menyeimbangkan antara pertanyaan teoritis berat dengan konsekuensi dunia nyata yang luar biasa besar mengenai isu tersebut.

“Tekanannya berat, dia tahu itu. Tapi baginya, ini bagian dari pekerjaan yang dia hadapi dengan sangat serius,” kata salah satu rekannya. Dia juga menambahkan kalau keterbukaan pragmatis Vosskuhle menjadi modal bagus baginya untuk mendamaikan pandangan kompetitif apa pun dari kedelapan hakim 'setara diva' yang mengurus kasus ini.

Prinsip bahwa parlemen punya otoritas tertinggi sangat fundamental bagi konstitusi pasca Nazi yang dirancang untuk memastikan Jerman tidak pernah lagi mengingkari hak-hak demokratis. Pengadilan Vosskuhle sudah berulang kali memanggil pemerintahan Merkel untuk menjelaskan apakah perjanjian Uni Eropa melanggar aturan ini atau tidak.

Tapi Vosskuhle juga menyadari taruhan para politisi yang mati-matian ingin menjaga alat yang mereka percaya dibutuhkan untuk melawan krisis utang. Juga taruhan bagi pasar finansial yang pastinya akan panik jika dana darurat euro diblokir.

Survey menunjukkan Jerman percaya para hakim akan mengambil putusan yang benar. Pakar hukum memperkirakan pengadilan itu akan memungkinkan Merkel meloloskan kebijakannya sembari menetapkan batasan untuk ke depannya.

Pengadilan harus menetapkan apakah pemerintah bisa memasukkan Jerman ke dana European Stability Mechanism yang ditujukan untuk menyediakan pendanaan bailout bagi negara zona euro yang lebih lemah dan pakta fiskal yang memberi Belgia otoritas mengenai defisit.

Vosskuhle telah mengindikasikan bahwa Merkel telah mengusahakan semaksimal mungkin mengenai apa yang bisa dilakukan tanpa harus ada perubahan bersejarah dalam konstitusi.

Dalam sebuah wawancara media setahun lalu, Vosskuhle mengatakan keleluasaan Jerman untuk mengganti kekuatan di institusi-institusi Uni Eropa di Brussels sepertinya sebagian besar sudah habis.


Sumber