Tempe boleh jadi bukanlah makanan spesial di Indonesia. Namun, di
Jepang, makanan ini dianggap sebagai cemilan spesial yang menyehatkan.
Seorang
warga negara Indonesia, Rustono telah menjadi pengusaha tempe paling
sukses di Jepang saat ini. Ia bisa dibilang sebagai perintis hadirnya
tempe di negeri Matahari Terbit itu.
Dengan bermodalkan semangat
yang kuat, pria asal Jawa Tengah ini telah sukses menjalarkan demam
tempe di negara Jepang. Ide ini muncul saat Rustono tinggal di Jepang
dan melihat lingkungan tempat tinggalnya tak terdapat makanan Indonesia.
"Saya
melihat keadaan di sana banyak sekali makanan dari luar negeri, Korea
China. Saya berpikir makanan indonesia apa kira kira yang dijual disini.
Karena saya orang jawa, kepikiran ide tempe," ungkapnya saat acara
diskusi tempe di Kementerian Koperasi dan UKM, Minggu (22/9/12).
Sampai
saat ini, Rustono telah memiliki 1 pabrik tempe di negara tersebut.
Tempenya kini telah tersebar di ratusan daerah di Jepang sendiri. "Sudah
di 490 kota di Jepang," katanya.
Tak selalu berjalan mulus,
Rustono pun acap kali mengalami kegagalan. Cuaca Jepang yang dingin dan
persediaan air bersih yang sedikit menjadi salah satu faktor yang
mempersulit Rustono memulai usahanya untuk membuat tempe.
"Awal saya buat gak jadi, buat lagi gak jadi, buat lagi gak jadi sampai 4 bulan berganti musim," katanya.
Dia
menceritakan, resep awal tempe yang kini diproduksinya adalah dari
ibundanya sendiri. "Saya pulang ke Indonesia 3 bulan untuk belajar bikin
tempe. Setelah itu saya kembali ke Jepang, Saya nggak ada modal pinjem
di bank juga nggak, Saya mulai dari tempat kontrakan kecil, dapur juga
nggak ada," paparnya.
Mulai dari situlah Rustono melancarkan
usahanya, uang dari hasil penjualan tempe, dia tabung untuk mengejar
mimpinya memperbesar usaha ini. Sementara dia pun bekerja sebagai
pegawai hotel.
"Uang untuk hidup, saya dari hotel itu, kalau uang
dari tempe saya tabung buat beli kayu, beli perkakas untuk buat tempat
bikin tempe, itu lama sekali skitar 4 tahunan," katanya.
Awalnya
Rustono hanya menjual tempe ke orang-orang Indonesia di Jepang, sambil
sesekali mencoba menjajakan tempe ke penduduk Jepang, namun selalu
ditolak. Tak patah arang, dia terus mencoba nya dengan memperbesar
jaringannya ke rumah makan-rumah makan, namun hasilnya nihil.
"Waktu
itu ada wartawan lewat rumah saya lihat saya sedang membangun rumah.
Dia melarang saya karena nggak boleh bangun (rumah) musim dingin, saya
bangun aja. Dan akhirnya dia setiap hari lewat rumah lihat kegigihan
saya dan akhirnya mau wawancara saya dan diangkat ke koran," katanya.
Akhirnya,
para penduduk dan pengusaha restoran yang sempat menolaknya pun melihat
kegigihan pria ini. Merekapun bergantian menghubungi dan memesan tempe
buatan Rustono ini.
"Akhirnya ada restoran yang saya tawarkan
(tempe) mereka menelepon ke saya. Mereka minta tempe. Di situlah
perubahan hidup saya, dan saya bersyukur melewati masa masa sulit,"
sambungnya.
Rustono mengatakan, dengan usahanya ini, dia telah
menggapai 16 impian terdahulunya. Salah satunya yaitu mengenalkan tempe
ke dunia luas.
"Kalau omset saya nggak mau ngomong, tapi intinya
saya sudah capai 16 impian saya lah, saya sudah bisa beli villa, beli
tanah. Tak hanya materi, waktu saya dengan istri dan anak saya juga
termasuk impian.
Saat ini Rustono telah memiliki 1 pabrik di
Jepang dan beberapa kalangan sudah mengajaknya untuk berbisnis dan
membuka pabrik baru di Jerman, Polandia, Korea, Perancis.
sumber